-->

10 Etos Kerja Orang Jepang Yang Wajib Ditiru

Saat ini banyak perusahaan Jepang yang bergerak di bidang otomotif dan elektronik memiliki pabrik di Indonesia. Hal ini bukan hanya meningkatkan perekonomian,  tetapi juga dapat meningkatkan keahlian pekerja dengan adanya transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia. Kehadiran tenaga Ahli dari Jepang di pabrik juga memberikan dampak positif bagi para pekerja Indonesia. Selain bisa mempelajari teknologi secara langsung dari ahlinya, pekerja juga dapat melihat cara kerja orang Jepang dalam melakukan berbagai hal. Etos kerja di Jepang terkenal dengan jam kerjanya yang panjang, sifatnya yang sangat hierarkis, dan penekanan pada harmoni, dapat dikatakan bahwa budaya kerja di Jepang sangat berbeda dengan di Barat.

Etos Kerja Orang Jepang Yang Wajib Ditiru

Beberapa etos kerja orang Jepang yang positif bisa ditiru dan dijadikan referensi dalam melakukan pekerjaan.

  1. Setia Dengan Satu Perusahaan

    Salah satu ciri pekerja di Jepang adalah tetap bekerja di sebuah perusahaan sampai masa pensiun. Orang Jepang cenderung tidak ingin sering berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Nilai kesetiaan ini sudah berjalan dari beberapa generasi dan masih berjalan sampai sekarang. Hal ini karena untuk mencapai jenjang karier tertentu membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga memilih untuk setia pada satu perusahaan adalah pilihan terbaik. Ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.
     
  2. Fokus Pada Pekerjaan

    Para pekerja di Jepang selalu fokus dan konsentrasi pada pekerjaannya. Jarang sekali terlihat pekerja yang mengobrol atau berbicara dengan yang lain pada saat jam kerja. Bekerja dengan fokus dan memperhatikan detail akan membuat pekerjaan lebih cepat selesai dengan hasil yang terbaik. Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.

  3. Jam Kerja Panjang

    Jepang memiliki jam kerja terpanjang di dunia.  Faktanya, jam kerja mereka adalah masalah yang sangat signifikan sehingga kematian karena terlalu banyak bekerja adalah penyebab kematian yang diakui secara hukum.  Konsep ketahanan pasif dan ketekunan aktif, juga dikenal sebagai gaman dan ganbaru, sangat dihargai dalam budaya Jepang dan tercermin dengan jelas di tempat kerja.  Hampir seperempat perusahaan Jepang memiliki karyawan penuh waktu yang bekerja lebih dari 80 jam lembur dalam satu bulan, dengan tambahan 12% karyawan melanggar 100 jam kerja.  Jam tambahan ini sering kali tidak dibayar.  Selain itu, banyak pekerja Jepang terkenal karena tidak mengambil cuti karena takut mengganggu rekan kerja mereka.  Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.
     
  4. Bekerja Dengan Sistematis

    Sistem kerja di Jepang terkenal sangat sistematis dan efisien.  Setiap jenis pekerjaan memiliki deskripsi dan alur kerja yang jelas sehingga pekerja dapat melakukan tugasnya sesuai tanggung jawab masing-masing. Sistem kerja yang sistematis memungkinkan pekerja untuk meminimalkan kesalahan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana.  Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.
     
  5. Sistem Senioritas

    Masyarakat Jepang sangat mementingkan hubungan hierarki antara senior dan junior.  Prinsip ini adalah salah satu yang meresap ke dalam budaya perusahaan Jepang, yang menghargai dan menghargai senioritas.  Pentingnya hierarki berakar pada Konfusianisme, yang menekankan hubungan sosial berdasarkan posisi masing-masing individu dalam masyarakat.  Selama bertahun-tahun, perusahaan Jepang juga mempertahankan sistem upah dan promosi berbasis senioritas.  Ini berarti bahwa semua karyawan baru akan diberikan upah dasar standar dan menerima kenaikan gaji atau promosi berdasarkan masa kerja mereka, bukan berdasarkan prestasi.  Praktik ini membuat karyawan enggan berganti pekerjaan karena karyawan yang pergi untuk bergabung dengan perusahaan lain kemungkinan harus mulai dari bagian bawah lagi dengan gaji yang lebih rendah.  Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.

  6. Kerukunan dan Kompak Dengan Tim

    Mungkin salah satu nilai terpenting dari budaya Jepang, kerukunan kelompok lebih mengutamakan kebutuhan masyarakat daripada kepentingan atau pendapat pribadi.  Alih-alih membuat keputusan berdasarkan otoritas individu, perusahaan Jepang cenderung mengambil pendekatan holistik, menekankan konsensus kelompok untuk menjaga kerja sama damai dalam organisasi.  Karyawan diharapkan bekerja lebih keras untuk membuat akomodasi satu sama lain atas nama harmoni.  Misalnya, pekerja mungkin menahan diri untuk tidak mengambil hari libur untuk menghindari menjadi beban bagi rekan kerja atau bekerja lembur karena pulang lebih awal sering dianggap mencontohkan individualisme dan keegoisan, sehingga merusak apa yang disebut 'harmoni' tim, yang selanjutnya berkontribusi pada masalah  kematian karena terlalu banyak bekerja.  Pada catatan yang lebih positif, manajer Jepang juga sering bertanggung jawab untuk mengambil peran sebagai mentor, memberikan bimbingan kepada karyawan sambil mendorong keharmonisan kelompok. Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.

  7. Ruang Kerja Terbuka

    Penekanan Jepang pada keharmonisan antar karyawan meluas ke tata letak kantor, yang sering kali memiliki meja yang dikelompokkan bersama oleh tim.  Alih-alih memiliki bilik individu, struktur terbuka kantor, berusaha mendobrak penghalang antara rekan kerja untuk memfasilitasi komunikasi dan kohesi di tempat kerja.  Karena rancangan kantor yang terbuka, tidak jarang tempat kerja di Jepang ramai dan bising, yang mungkin mengejutkan bagi mereka yang terbiasa dengan suasana kantor yang lebih tenang. Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.

  8. Tidak Mempermasalahkan Hal Kecil

    Kadang banyak pekerjaan yang terhambat karena para pekerja yang mempermasalahkan hal-hal kecil dan membuatnya menjadi besar. Etos kerja seperti itu tidak ada dalam budaya Jepang. Karena semua sistem kerja dibuat dengan detail serta memudahkan pekerja sehingga tidak akan menjadi masalah besar jika ditemukan masalah perbedaan kecil pada sebuah pekerjaan. Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.

  9. Tidak Menunda Pekerjaan

    Menunda pekerjaan adalah hal yang tabu dalam budaya kerja di Jepang. Etos kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja, dengan cepat dan berkualitas akan membuat perusahaan lebih maju dan berkembang. Semua pekerjaan dilakukan sesuai rencana kerja harian, mingguan dan bulanan. Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru. 

  10. Inovasi dan Perbaikan

    Salah satu hal penting dalam budaya kerja Jepang adalah inovasi dan perbaikan yang dikenal sebagai Kaizen. Inovasi dan perbaikan dilakukan di semua bidang pekerjaan secara teratur dan berkelanjutan. Biasanya Kaizen akan menguntungkan perusahaan karena selalu meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Bahkan kegiatan ini sering diperlombakan sehingga memicu karyawan untuk selalu memikirkan ide-ide perbaikan untuk perusahaan. Hal ini merupakan salah satu etos kerja orang Jepang yang wajib ditiru.

Meskipun tidak semua etos kerja orang Jepang sesuai dengan budaya Indonesia, tetapi beberapa hal yang positif bisa dijadikan referensi dan wajib ditiru.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "10 Etos Kerja Orang Jepang Yang Wajib Ditiru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel